Postingan

Serenity

for the heart longing for the mountain for the soul crying for the flowing river for the thirst craving for the dewdrops in the stillness... the music plays its notes nowhere in the air could ever words match them  in the silence... in the stillness,     in the silence,          in quiet,     find love find serenity; being thankful... for the mountains to climb for the rivers to cross for the dewdrops after a dark and cold nights for laughs over the tears and for the bright sunshine in your eyes  

Dia Belum Datang

Ku kira, itu dia yang membuatku resah ku resah, dibuat yang tak ku nanti ku nanti, tak jua dia tiba.... Ku kira, itu dia di balik pintu pintu ku sudah ku buka lebar lebar hatiku tak selebar langkahnya ternyata ternyata dia belum datang...

Adakah Dia Berdiri di Sana?

Rasa ragu memang tak pernah percaya Pun kala curiga membayang Intuisi ini seakan berbicara Atau ini hanya ingin yang membara Logika tak sabar retas makna Tak rela sibak buaian semata Namun ragu tak henti bertanya Adakah dia berdiri di sana?

Hijau di Kelabu

Gambar
At Home Kulihat mendung menggelayut di langit senja Kicauan burung isyaratkan pamit pulang Kembang pukul sembilan pun tunduk perlahan Disapa rinai hujan hapus marak sang jagad  Si gadis kecil menatap pilu di balik jendela Acuhkan rayu sang bunda Dalam diam bertanya pada katak Bertaut nyanyi dan loncatan di tanah basah Rupanya sang Rahim arif benar Waktu digulir agar semesta Lalui detik dalam kagum Maknai kisah dalam isyarat Di sana keajaiban bangun tahtanya.

Temui Arah Hati

Aku memejamkan mata Dan mencoba menutup telinga Menanti hati ini berbicara Pada akal sehatku Aku merasa... Sungai kecil sudah mulai meluap Saatnya bertemu samudera raya kian dekat Atau berbelok membuat sungai baru Sungai baru masih kering Dia lenyap oleh kemarau Samudera raya buas Namun kau bebas menari

Pagi itu di Sepinggan

Dua pagi di Sepinggan Yang satu membuatnya girang tak terkira Senyumnya tak lepas dari bibirnya Tak sabar menghitung detik menit Dan dia berkata: "ini pintu bahagiaku" Namun pagi yang lain di Sepinggan Kau bawa haru yang mendalam Menjemputnya dari satu mulut si burung besi Ke mulut burung besi lainnya Pintu bahagia kini menjadi pintu haru oleh waktu Dan pintanya pada sang maha rahim Agar pagi lain di Sepinggan Kembali menjelma jadi pintu bahagia Bersama sang waktu